Rabu, 29 Oktober 2008

Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dilihat dari filsafat ilmu dan teknologi pendidikan

BAGIAN 1 BIBLIOGRAFI
Judul Buku : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Pengarang : Puji Santosa, dkk
Penerbit : Universitas Terbuka Jakarta
Cetakan : Keenam, Mei 2006


BAGIAN 2 KONSEP YANG MUNCUL
Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya dengan menggunakan alat, sarana, dan media berupa bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat, yaitu sistematik, mana suka, ujar, manusiawi, dan komunikatif. Bahasa juga memiliki dua fungsi, yaitu fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan fungsi khusus untuk kepentingan bangsa. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi memiliki empat fungsi penting,yaitu: (1) fungsi informasi, (2) fungsi ekspresi diri, (3) fungsi adaptasi dan integrasi, dan (4) fungsi kontrol sosial. Di samping fungsinya sebagai alat komunikasi bahasa juga mempunyai fungsi khusus yang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia, yaitu: (1) sebagai alat untuk menjalankan tugas administrasi negara, (2) sebagai alat pemersatu berbagai suku yang ada di Indonesia, dan (3) sebagai wadah penampung kebudayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa berperan penting dalam segala aspek kehidupan dan dapat membantu manusia dalam menjalankan tugasnya.
BAGIAN 3 FAKTA YANG DIMUNCULKAN
Akan tetapi di era globalisasi pada awal 2003 membawa berbagai pembaruan dalam dunia budaya dan teknologi. Perkembangan bahasa Indonesia yang kalah cepat dengan perkembangan teknologi industri dan ilmu pengetahuan telah memunculkan masalah baru ditambah lagi adanya tantangan yang harus dihadapi karena adanya pengaruh bahasa asing dalam aspek tertentu lebih diterima masyarakat daripada bahasa Indonesia. Karena itu agar bahasa Indonesia tetap diakui keberadaannya di tanah airnya sendiri dan bahasa Indonesia dapat berperan maksimal sebagai sarana komunikasi dalam era globalisasi maka perlu ditekankan pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat kepada anak sejak dini melalui proses belajar, strategi pembelajaran bahasa Indonesia, dengan pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan kajian kurikulum yang diberlakukan di sekolah dasar, dan proses penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah dasar.


BAGIAN 4 PERTANYAAN PENGEMBANGAN
Faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar bahasa Indonesia sesuai dengan kajian filsafat ilmu bahasa dan kajian teknologi pembelajaran?
Strategi pembelajaran apakah yang dipergunakan guru dalam froses pembelajaran bahasa Indonesia agar pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien sesuai dengan kajian teknologi pembelajaran?
Pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan kajian filsafat ilmu bahasa dan kajian teknologi pembelajaran?
Model penilaian apa yang digunakan dalam pembelajaran berbahasa di SD sesuai dengan kajian teknologi pembelajaran?


BAGIAN 5 REFLEKSI DIRI
Refleksi diri terhadap pertanyaan pertama
Faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar bahasa Indonesia sesuai dengan kajian filsafat ilmu bahasa dan kajian teknologi pembelajaran?

Belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman. Belajar melalui proses yang relatif terus-menerus dijalani dari pengalaman dan pengalaman inilah yang membuahkan hasil yang disebut belajar. Belajar juga merupakan kegiatan yang kompleks, artinya di dalam proses belajar terdapat berbagai kondisi yang dapat menentukan keberhasilan belajar. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa adalah berbagai kondisi yang berkaitan dengan proses belajar yakni kondisi eksternal dan kondisi internal.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang berkaitan dengan kondisi eksternal adalah faktor di luar diri siswa, seperti lingkungan sekolah, guru, teman sekolah, keluarga, orang tua, dan masyarakat. Kondisi eksternal ini terdiri dari tiga prinsip belajar, yaitu:
memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respon yang diharapkan. Dilihat dari sisi filsafat ilmu bahasa hal ini mengarah kepada kajian ontologi karena guru harus mampu menjelaskan kembali tentang hakikat dari bahasa itu sendiri kepada siswanya, selanjutnya guru memberikan materi sesuai kurikulum sekolah dan memperhatikan desain pembelajaran yang sesuai dalam kajian teknologi pembelajaran yang meliputi teori praktik berupa desain yang terbagi menjadi empat, yaitu: desain sistem pembelajaran, desain pesan, desain strategi pembelajaran, dan desain berdasarkan karakteristik siswa, sementara media yang digunakan bisa seperti audio, visual, atau audiovisual. Dengan adanya teori praktik berupa desain seperti ini diharapkan guru dan siswa dapat termotivasi dalam melakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia secara menarik dan menyenangkan.
Pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat. Dilihat dari sisi filsafat ilmu bahasa hal ini mengarah pada kajian ontologi yang mulai mengarah kepada kajian epistemologi, agar ilmu yang sudah diperoleh tidak terlupakan begitu saja maka digunakanlah kajian teknologi pembelajaran menggunakan teori praktik desain sistem pembelajaran dan desain karakteristik kompetensi siswa yang berhubungan dengan motif, sifat, konsep diri, sementara media yang tepat digunakan adalah media visual diam seperti buku, gambar, dan sejenisnya yang sesuai dengan karakteristik siswa dalam pembelajaran individual dengan demikian siswa dapat belajar sendiri tapi tetap dengan bimbingan dan motivasi dari guru dan orang tua.
Penguatan respons yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respons, hal ini termasuk dalam kajian epistemologi dengan tetap memperhatikan kajian ontologi yang berhubungan dengan karakteristik kompetensi sehingga siswa mampu memiliki penalaran induktif maupun penalaran deduktif, sementara pada kajian teknologi pembelajaran berkaitan dengan dengan teori praktik desain pembelajaran dan desain karakteristik kompetensi..
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan bahasa berkaitan dengan faktor internal yang ada dalam diri siswa itu sendiri. Faktor ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
motivasi positif dan percaya diri dalam belajar, faktor ini terdapat dalam kajian ontologi, siswa mampu mengatasi dirinya sendiri dan mampu berpendapat atas dirinya sendiri hal ini tidak lepas dari kajian teknologi pembelajaran dengan teori pengembangan komunikasi, berpikir, dan belajar secara audio, visual, dan audiovisual.
tersedia materi yang memadai uantuk memancing aktivitas siswa, faktor ini terdapat dalam kajian ontologi yang mengarah pada epistemologi, siswa dapat memahami hakikat dan mampu memperoleh pengetahuan materi bahasa melalui kajian teknologi pembelajaran dengan menggunakan media audia, visual, dan audiovisual diam dan gerak yang dapat dipelajari secara individual.
adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak, faktor ini mengarah kepada kajian epistemologi dengan tetap memperhatikan kajian ontologi, berhubungan dengan teknologi pembelajaran yang menggunakan teori praktik desain sistem pembelajaran, desain strategi pembelajaran, dan desain karakteristik kompetensi.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar oleh guru yang berdasarkan filsafat ilmu bahasa dan teknologi pembelajaran ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran bahasa, dapat meningkatkan belajar siswa, dan dapat meningkatkan karakteristik kompetensi guru dan siswa di bidang kognitif, sikap, dan perilaku.

Refleksi diri terhadap pertanyaan kedua
Strategi pembelajaran apakah yang dipergunakan guru dalam froses pembelajaran bahasa Indonesia agar pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien sesuai dengan kajian teknologi pembelajaran?

Strategi pembelajaran berhubungan dengan teknik atau metode, baik tidaknya suatu teknik atau metode tergantung pada cara guru menyajikannya. Teknik penyajian yang digunakan berhubungan dengan teknologi pembelajaran yang bisa dijadikan acuan bagi guru untuk meningkatkan proses pembelajaran secara efektif dan efisien., yaitu teknik diskusi, teknik inkuiri, teknik sosiodrama dan bermain peran, dan teknik tanya jawab, teknik-teknik ini semakin menyenangkan apabila disajikan dengan multi media pembelajaran yang tepat, yaitu: (1) media audio dengan menggunakan radio atau tape recorder, (2) media visual ada dua media visual gerak seperti film bisu dan media visual diam seperti, buku, foto, dan barang hasil cetakan lainnya, (3) media audiovisual ada dua yang gerak seperti video, CD, televisi, dan film rangkai, dan yang diam seperti slide dan suara, film rangkai dan suara, buku dan suara, (4) media serba aneka berupa (a) media papan dan display, (b) media tiga dimensi, (c) media teknik dramatisasi, (d) media yang bersumber pada masyarakat, dan (e) media belajar terprogram. Media-media inidigunakan untuk pembelajaran individual dan pembelajaran massal. Akan tetapi setiap media memiliki karakteristik tersendiri artinya setiap media mempunyai kelebihan dankekurangan satu terhadap yang lainnya jadi tinggal disesuaikan saja dengan kemampuan guru dan siswa sehinggan tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien dapat tercapai dengan baik.

Refleksi diri terhadap pertanyaan ketiga
Pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan kajian filsafat ilmu bahasa dan kajian teknologi pembelajaran?

Pendekatan whole language merupakan salah satu pendekatan pembelajaran bahasa yang mulai diperkenalkan di Indonesia. Keampuhan pendekatan ini telah banyak dibuktikan oleh beberapa negara yang menggunakannya. Pengertian whole language menurut Edelsky:1991 ; Froese:1990 ; Goodman:1986 ; dan Weaver:1992 yang dikutip dalam buku Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD adalah satu cara pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh dan tidak terpisah-pisah untuk menyatukan pandangan tentng bahasa, tentang pembelajaran, dantentang orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran. Dalam hal ini yang dimaksud adalah siswa dan guru. Oleh karena itu dalam pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi yang nyata. Pengajaran tentang penggunaan tanda baca seperti koma, semikolon, dan kolon harus terus-menerus diajarkan dan bukan hanya diajarkan karena perintah kurikulum saja. Menurut:1991 dan Frose;1990 ada delapan komponen whole language, yaitu: (1) reading aloud, (2) journal writing, (3) sustained silent reading, (4) shared reading, (5) guided writing, (6) guided reading, (7) independent reading, dan (8) independent writing.

(1) Reading aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru untuk siswanya , tujuannya untuk meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosakata, membantu meningkatkan membaca pemahaman, dan menumbuhkan minat baca pada siswa. Pertimbangan ontologis pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan diri, dan pertimbangan secara aksiologis hal ini ditujukan kepada siswanya agar mereka dapat meningkatkan kemampuan didinya seoptimal mungkin. Adapun teknologi pembelajaran yang dipergunakan guru dan proses Reading aloud menggunakan media pengajaran visual diam yaitu buku, media audio yaitu tape recorder, dan media audiovisual yaitu compact disk.
(2) Journal writing atau menulis jurnal adalah sarana yang aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaannya, menceritakan kejadian disekitarnya, menceritakan hasil belajarnya, dan kesempatan menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan. Pertimbangan ontologis pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan diri, manusia berkembang sesuai dengan factor hereditas dan factor lingkungan, manusia mempunyai keluwesan untuk mengubah dan membentuk keperibadinnya. Pertimbangan teknologi pembelajaran yang digunakan yaitu media visual diam yaitu buku.
(3) Sustained silent reading adalah kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan oleh siswa yang mendapatkan kesempatan untuk memilih buku atau materi yang dibacanya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam hati untuk waktu yang cukup lama. Pertimbangan ontologis pada dasarnya manusia mempunyai keluwesan dan kemampuan untuk mengubah serta membentuk kepribadiannya, secara epistemology siswa diberikan kebebasan untuk memilih bahan bacaan yang disukainya, secara aksiologis siswa mampu meningkatkan kemampuannya membaca dalam hatinya. Pertimbangan teknologi pembelajaran yang dipergunakan media visual diam yaitu buku.
(4) Shared reading adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa, di mana setiap orang mempunyai buku yang sedang dibacanya yang bertujuan agar siswa termpil dalam membaca dengan guru sebagai contohnya dan tidak lupa guru menggabungkan keterampilan menulis dan berbicara sebagai kegiatan berbahasa yang utuh dan nyata.Pertimbangan ontologis pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan utnuk belajar dan mengembangkan dirinya, manusia berkembang berdasarkan pengaruh hereditas dan lingkungannya, dan manusia mempunyai keluwesan dan kemampuan untuk mengubah dan membentuk keperibadiannya. Pertimbangan teknologi yang dipergunakan media visual diam dan gerak yaitu buku dan video.
(5) Guided writing atau menulis terbimbing bertujuan untuk membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas sementara guru sebagai pemotivator bukan sebagai pengatur artinya guru disini hanya sekedar memberikan saran bukan memberikan petunjuk. Pertimbangan ontologis pada dasarnya manusia mempunyai kamampuan untuk belajar dan mengembangkan dirinya dan manusia mempunyai keluwesan dan kemampuan untuk mengubah serta membentuk keperibadiannya. Pertimbangan teknologi pembelajaran yang dipergunakan oleh guru adalah media pembelajaran berupa media visual diam yaitu buku, media media serba aneka yaitu bahan dari internet, dan media belajar pada masyarakat yaitu pengalaman.
(6) Guided reading adalah kegiatan membaca terbimbing yang bertujuan agar siswa mampu meningkatkan keterampilan membacanya dan guru hanya sebagai pengamat dan fasilitator. Pertimbangan ontologis pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan belajar dan mengembangkan dirinya dan manusia mempunyai keluwesan dan kemampuan untuk mengubah serta membentuk keperibadiannya. Pertimbangan teknologi pembelajaran yang dipergunakan adalah media visual diam yaitu buku.
(7) Independent reading kegiatan membaca bebas di mana siswa mempunyai kesempatan untuk menentukan sendiri bahan bacaannya yang bertujuan agar siswa mampu meningkatkan pemahamannya terhadap unsur intrisik dan ekstrisik dari buku yang dibacanya. Pertimbangan ontologism pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan dirinya dan manusia mempunyai keluwesan dan kemampuan mengubah serta membentuk keperibadiannya. Pertimbangan teknologi yang dipergunakan adalah media visual diam yaitu buku.
(8) Independent writing adalah kegiatan menulis bebas yang bertujuan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis, berpikir kritis, dan kesempatan menulis tanpa adanya tekanan dari pihak lain. Pertimbangan ontologis pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan dirinya dan manusia mempunyai keluwesan dan kemampuan mengubah serta membentuk keperibadiannya. Pertimbangan teknologi yang dipergunakan adalah media visual diam yaitu buku, media visual gerak yaitu video, media belajar terprogram yaitu computer, dan media belajar pada masyarakat berupa pengalaman.

Refleksi diri terhadap pertanyaan keempat
Model penilaian apa yang digunakan dalam pembelajaran berbahasa di SD sesuai dengan kajian teknologi pembelajaran?

Penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa ada dua yaitu tulis dan lisan, penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa tulis mencakup penilaian membaca dan menulis, penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa lisan mencakup penilaian menyimak dan berbicara. Penilaian membaca berkaitan dengan pemahaman bahasa tulis, penilaian menulis berkaitan dengan ukuran kemampuan menggunakan bahasa tulis sebagai alat komunikasi tulis, penilaian menyimak berkaitan dengan dengan kemampuan memahami kemampuan lisan, dan penilaian berbicara berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa lisan sebagai alat komunikasi lisan.

Penilaian Membaca
Ada dua jenis penilaian membaca yang dapat digunakan dalam menguji kemampuan membaca siswa SD, yaitu tes pemahaman kalimat dan tes pemahaman wacana.

Tes Pemahaman Kalimat
Jenis tes ini biasanya digunakan pada kelas rendah, jenis tes ini terasa cukup sukar karena kemampuan membaca mereka masih terbatas, oleh karenanya dengan pertimbangan teknologi pembelajaran, ketika dalam menyusun tes pemahaman kalimat, guru harus memilih cara yang tepat agar tidak membuat siswa frustasi karena tidak mampu mengerjakan tes. Ada dua cara yang dapat untuk mengatasi masalah guru dalam menyusun tes pemahaman kalimat ini, yaitu menyajikan gambar dan menyajikan kata atau frase untuk pilihan jawabannya. Tes pemahaman kalimat ini biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami fungsi kosakata dan struktur dalam kalimat.

Tes Pemahaman Wacana
Tes pemahaman wacana dengan pertimbangan teknologi pembelajaran ini terdiri dari tes pilihan ganda dan tes isian rumpang. Tes pilihan ganda harus memperhatikan panjang pendeknya wacana yang dibaca sekaligus disertai dengan pertanyaan. Tes isian rumpang adalah tes pemahaman wcana yang disajikan dengan cara siswa diminta mengisi rumpang-rumpang dalam teks bacaan yang kata-katanya telah ditanggalkan.

Penilaian Menulis
Beberapa tes yang biasanya digunakan dalam teknologi pembelajaran menulis adalah tes pratulis, tes menulis terpadu, dan tes menulis bebas. Tes pratulis dinamakan juga tes respons terbatas, tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata, dan struktur dalam menulis. Tes menulis terpadu ini berupa tugas bagi siswa untuk menuliskan kembali dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk paragraf atau cerita yang sudah dibacanya atau yang telah dibacakan oleh gurunya. Tes menulis bebas di mana siswa diminta untuk menulis secara bebas tapi tetap berpegangan dengan rambu-rambu yang telah diberikan oleh gurunya tujuannya untuk mengukur kemampuan menulis siswa secara menyeluruh.

Penilaian Menyimak
Penilaian pembelajaran menyimak di sekolah, lebih ditekankan pada aspek kognitif. Oleh sebab itu, teknik pengukurannya lebih ditekankan pada penggunaan teknik tes. Butir-butir soal tes dalam penilaian menyimak, diberikan secara lisan baik secara langsung maupun melalui media audio berupa rekaman tape recorder, sedangkan jawabannya dapat dibuat secara tertulis. Ada tiga jenis tes yang dapat digunakan dalam penilaian pembelajaran menyimak, yaitu (1) tes respons terbatas memungkinkan siswa menjawab secara verbal maupun nonverbal, jawaban verbal yang diharapkan dari siswa berupa sepatah atau dua patah kata saja, (2) tes respons pilihan ganda hampir sama dengan tes respons terbatas hanya saja siswa lebih dituntut untuk memahami pernyataan atau pertanyaan yang diperdengarkan secara langsung atau melalui media rekaman, tes ini diberikan pada kelas yang siswanya sudah mampu membaca dan menulis dengan lancar, dan (3) tes komunikasi luas ini menuntut siswa untuk memahami penggalan dialog atau ceramah, seperti yang biasa dilakukan siswa dalam kesehariannya.

Penilaian Berbicara
Memang, banyak sekali aspek atau faktor yang harus diidentifikasi dalam penilaian pembelajaran berbicara, namun demikian upaya melaksanakan penilaian dalam pembelajaran berbicara harus digalakkan dan dilaksanakan meskipun banyak kendalanya. Ada tiga jenis tes penilaian yang dapat digunakan guru untuk mengukur kemampuan berbicara para siswanya, yaitu, (1) tes respons terbatas ini digunakan un tuk mengukur kemampuan berbicara siswa secara terbatas atau secara singkat, yang termasuk ke dalam jenis tes ini adalah (a) tes respons terarah, siswa diminta menirukan isyarat yang disampaikan gurunya, (b) tes isyarat atau penanda gambar tujuannya untuk mengetahui kemampuan berbica siswanya pada kelas rendah dengan menggunakan gambar sederhana sebagai dasar untuk bertanya, (c) tes berbicara nyaring guru meminta siswa membaca dengan bersuara mengenai kalimat atau paragraf yang disediakan berupa kalimat-kalimat lepas dan berupa sebuah paragraf yang utuh, (2) tes terpandu, kadaang-kadang panduan perlu diberikan guru untuk mendorong siswa menampilkan kemampuan berbicaranya. Tes terpandu meliputi tes parafrase, tes penjelasan, dan tes bermain peran terpandu, (3) tes wawancara ini tidak hanya sebatas menanyakan nama, usia, pekerjaan kepada orang yang diwawancarai. Dalam wawancara, antara siswa yang satu dengan yang lainnya, terjadi percakapan seperti halnya mereka sedang bercakap-cakap dalam kehidupan sehari-hari, selama berwawancara siswa pewawancara harus bersikap wajar, tidak dibuat-buat dan tidak bersikap kasar. Banyak hal yang dapat dijadikan topik wawancara, misalnya kebiasaan siswa datang terlambat, cara belajar siswa atau minat baca siswa. Wawancara dapat dijadikan sebagai contoh wujud kegiatan berbahasa yang sebenarnya, tetapi waktu yang diperlukan untuk itu cukup banyak.










Tidak ada komentar: